PT Aseli Dagadu Djokja
Dari pengamatan yang dilakukan oleh PT Aseli Dagadu
Djokja selaku pemegang merek asli Dagadu Djokja, ada kepastian bahwa pembelinya
adalah orang-orang yang sama, alias pembeli yang berulang. Pembelian yang
dilakukan secara berulang kali biasanya terjadi di saat tertentu, semisal
ketika Lebaran. Saat itulah merupakan peak season bagi Dagadu. Melihat
kondisi demikian, mereka mencoba selalu memberikan pengalaman yang berbeda
setiap tahun. “Ibaratnya, kalau kita bertemu orang yang sama, tidak mungkin
kita akan memberikan menu yang sama, kan? Dan mereka akan bosan. Kami selalu melakukan inovasi untuk
setiap produk, bahkan itu dilakukan setiap bulan,” papar A. Noor Arief,
Direktur PT Aseli Dagadu Djokja.
Selain melakukan inovasi produk, pada saat-saat
tertentu seperti Lebaran, pihak Dagadu juga akan membuat suatu event yang
mendukung penjualan produk mereka. Misalnya, menghadirkan atmosfer “masa lalu”
saat Lebaran. Hal tersebut merupakan servis tambahan yang diberikan oleh
Dagadu. Jadi, saat pembeli datang, mereka bukan sekadar membeli oleh-oleh.
Dagadu menyambut mereka seperti saat mereka sedang berlebaran ke rumah sanak
keluarga. Di sana disajikan pula berbagai macam makanan maupun minuman
tradisional saat musim tersebut.
Selain melakukan inovasi sendiri, Dagadu juga sering
menerima masukan dari pelanggan mereka. Dalam hal ini lebih kepada soal tema.
Sebab itu, Dagadu selalu menampilkan tema-tema baru melalui kata-kata. “Adanya
tema-tema baru mendorong penjualan kami. Misalkan, dua tahun yang lalu diusung
tema perjuangan tahun 1945. Diciptakanlah produk yang mendukung tema tersebut.
Jadi, secara ambience orang akan terbangun emosinya dan secara produk
pembeli menemukan sesuatu yang sama dengan tema itu,” papar A. Noor Arief.
Penentuan tema dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali. Tema dipilih
berdasarkan tren yang sedang terjadi, tanpa harus menjadi latah atau
ikut-ikutan.
Semua itu didasarkan pada riset yang kerap dilakukan.
Kebanyakan riset tersebut merupakan masukan dari pelanggan juga. Apakah
konsumen harus selalu membeli kaos saja, apa tidak ada produk lainnya? Hal ini
mendorong adanya pengembangan
produk, misalkan, dalam bentuk permainan anak-anak dan boneka. Khusus
untuk boneka, inspirasi biasanya diambil dari tokoh wayang. Bentuknya boneka
anak-anak masa kini, namun dengan penokohan dari dunia pewayangan, seperti
Gatotkaca dan Bima. Dagadu tetap menekankan pada konten lokal, sesuai positioning mereka, yaitu cendera mata
khas Yogyakarta.
Strategi experiential marketing yang dilakukan,
menurut pengakuan A. Noor Arief, membuat pelanggan sangat menikmati, dan mereka
pun memberi apresiasi yang baik. Bahkan, pengunjung yang baru pertama kali
datang juga cukup dibuat surprised. Ini bukan sekadar toko menjual
cendera mata biasa. Pengunjung toko disambut seperti seorang tamu dan diberikan
pengalaman-pengalaman mengenang masa kecil mereka. Bagi tamu yang datang
bersama putra dan putrinya, suasana ini bisa memunculkan komunikasi antara
orangtua dan anak-anak—para orangtua bernostalgia, menceritakan pengalaman masa
kecil bersama ayah dan ibu mereka kepada anak-anaknya.
Ada beberapa target ingin dicapai dengan strategi
pemasaran ini. Pertama, pelanggan baru diharapkan akan menjadi pembeli yang
berulang. Sementara itu, pembeli yang berulang akan mendapat kejutan dengan
pengalaman baru lagi. Dengan demikian, Dagadu akan selalu mempunyai tantangan
untuk menciptakan “pengalaman” baru bagi setiap pelanggannya. Dan,
pengalaman-pengalaman yang selalu baru inilah yang akan membuat pembeli ingin
kembali lagi ke Dagadu.
Sejak awal kelahirannya, Dagadu telah memosisikan diri
sebagai produk cendera mata alternatif dari Djokdja dengan mengusung tema utama
“Everything about Djokdja”.Penyuguhan estetika keseharian yang
sederhana, gagasan yang mudah dipahami, dan pemilihan citra kerajinan ketimbang
pabrikan, baik material yang digunakan maupun unsur-unsur desain, membedakan
produk ini dari cendera mata lain. (Noor Yanto)
SOAL.
1. Dari
lima konsep sebagai bentuk filosofi dalam pemasaran yaitu konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran
kemasyarakatan. Apa filosofi pemasaran yang diterapkan PT Dagadu?
2. Kelangsungan
hidup perusahaan juga sangat tergantung dari kemampuan perusahaan menciptakan
hubungan baik dengan konsumen (consumer relationship). Apakah PT Dagadu
menerapkan konsep tersebut, jelaskan.
3. Dari
analisis lingkungan makro dan mikro perusahaan, faktor lingkungan makro dan
mikro apa yang paling dominan diperhatikan PT. Dagadu dalam menawarkan
produknya?
4. Pada
dasarnya terdapat dua faktor penentu yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen yaitu kekuatan lingkungan dan faktor-faktor individual. Jelaskan
faktor-faktor dominan apa dari kekuatan lingkungan dan faktor-faktor individual
tersebut yang paling diperhatikan PT Dagadu dalam menawarkan produknya.
5. Jelaskan
segmentasi pasar apa yang diterapkan PT Dagadu? Mana yang diterapkan di antara
segmentasi demografis geografis, demografis pribadi, dan prsikografis
keperilakuan? Jelaskan.
6. Strategi
targeting apa yang digunakan PT Dagadu, apakah Differentiated Marketing,
Undifferentiated Marketing, atau Concentrated Marketing? Jelaskan.
7. Positioning
seperti apa yang ditekankan PT Dagadu dalam benak konsumennya? Jelaskan.
JAWAB.
1. Filosopi
yang diterapkan oleh PT. DAGADU adalah Konsep
Produk, Konsep Penjualan, dan Konsep Pemasaran.
2. Perusahaan
yang menerapkan Konsep Pemasaran selalu berusaha mencari cara untuk membangun
keterhubungan jangka panjang dengan pelanggan. Seperti telah dikemukakan di
muka bahwa pelanggan harus dipertahankan, jangan sampai beralih ke pesaing,
yaitu dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Saat pembeli datang, mereka bukan sekadar membeli
oleh-oleh. Dagadu menyambut mereka seperti saat mereka sedang berlebaran ke
rumah sanak keluarga. Di sana disajikan pula berbagai macam makanan maupun
minuman tradisional saat musim tersebut.
3. Faktor
lingkungan Makro yang digunakan oleh
PT. DAGADU adalah Demografi.
Merupakan studi statistik tentang kependudukan beserta karakteristik
distribusinya. Masalah demografi ini sangat penting bagi manajer pemasaran,
karena orang-orang (asal mempunyai uang untuk berbelanja dan kemauan untuk
membelanjakannya) dapat dinyatakan sebagai pasar. Disini akan diberikan contoh
tentang bagaimana faktor demografi dapat mempengaruhi sistem pemasaran.
Jadi, memang betul bahwa sistem pemasaran dipengaruhi oleh faktor demografi. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan penyesuaian atas perencanaan yang akan dibuat terhadap faktor tersebut.
Jadi, memang betul bahwa sistem pemasaran dipengaruhi oleh faktor demografi. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan penyesuaian atas perencanaan yang akan dibuat terhadap faktor tersebut.
Faktor
lingkungan Mikro yang digunakan oleh
PT. DAGADU adalah Pelanggaan. Para
pembeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Keterbedaan pelanggan, baik
dalam aspek perilakunya, memerlukan perlakuan khusus sebagai upaya pemasaran
yang berbeda oleh perusahaan.
4. Faktor/kekuatan
lingkungan yang diperhatikan PT. DAGADU
a.
LINGKUNGAN
MAKROEKSTERN
Adalah
faktor lingkungan makro ekstern yang saling berhubungan satu sama lain dan
umumnya tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
1. Demografi.
2. Kondisi
ekonomi.
3. Faktor
sosial.
4. Faktor
politik dan hukum.
5. Teknologi.
6. Persaingan.
7. Lingkungan
fisik.
8. Lingkungan
budaya.
b.
LINGKUNGAN
MIKROEKSTERN
Adalah
faktor lingkungan di luar perusahaan yang secara langsung memberikan pengaruh yang
kuat pada perusahaan. Lingkungan mikroekstern mencakup faktor-faktor seperti:
pemasok, perantara pemasaran, pelanggan atau pasar sasaran, pesaing dan publik.
5. Faktor psikografis dan keprilakuan,
seperti: kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan, persepsi,
loyalitas merek, pengalaman menggunakan produk, tingkat penggunaan produk,
struktur pembelian (informal ke formal, otonomi ke bersama), daur hidup
keluarga, kelas sosial, keinovatifan (inovator,
laggard), kepemimpinan opini, kepentingan membeli.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh PT Aseli Dagadu
Djokja selaku pemegang merek asli Dagadu Djokja, ada kepastian bahwa pembelinya
adalah orang-orang yang sama, alias pembeli yang berulang. Pembelian yang
dilakukan secara berulang kali biasanya terjadi di saat tertentu, semisal
ketika Lebaran. Saat itulah merupakan peak
season bagi Dagadu. Melihat kondisi demikian, mereka mencoba selalu
memberikan pengalaman yang berbeda setiap tahun. “Ibaratnya, kalau kita bertemu
orang yang sama, tidak mungkin kita akan memberikan menu yang sama, kan? Dan mereka akan bosan. Kami
selalu melakukan inovasi untuk setiap produk, bahkan itu dilakukan setiap
bulan,” papar A. Noor Arief, Direktur PT Aseli Dagadu Djokja.
6. Undifferentiated marketing ,
perusahaan berusaha meninjau pasar secara keseluruhan, memusatkan pada
kesamaan-kesamaan kebutuhan konsumen, dan bukannya pada segmen pasar yang
berbeda-beda dengan kebutuhan konsumen
yang berbeda pula. Perusahaan mencoba untuk mengembangkan produk tunggal
yang dapat memenuhi keinginan semua atau banyak orang. Jadi, satu macam produk
dipasarkan kepada semua orang, tidak hanya satu atau beberapa kelompok saja.
7. Menurut
Ferrel dan Hartkine (2008, p.202), pemosisian produk adalah pembentukan citra
mental tawaran produk dan pembedaan fiturnya dibenak pasar, sasaran dapat juga
pemosisian diartikan sebagai penempatan sebuah merek dibagian dari suatu pasar
dimana merek tersebut akan mendapatkan sambutan positif dibanding produk-produk
saingan (Jain, 1997, p.345)
Pemosisian Ulang Produk dalam
keadaan posisi produk perusahaan disuatu segmen tertentu sudah tidak lagi
menguntungkan, maka perlu diadakan pemosisian ulang(repositioning), misal
beralih ke segmen yang lain dengan tetap mempertahankan satu merek. Strategi
ini disebut strategi pemosisian merek tunggal.
Sejak awal kelahirannya, Dagadu telah memosisikan diri
sebagai produk cendera mata alternatif dari Djokdja dengan mengusung tema utama
“Everything about Djokdja”.Penyuguhan
estetika keseharian yang sederhana, gagasan yang mudah dipahami, dan pemilihan
citra kerajinan ketimbang pabrikan, baik material yang digunakan maupun
unsur-unsur desain, membedakan produk ini dari cendera mata lain. (Noor Yanto)
